Pesona abadi, Kerajaan dewi anjani.
Bertemu teman baru, tertawa dan bahagia bersama kenangan ini hampir genap setengah tahun semenjak gue nulis post ini, liburan semester kemarin pertama kalinya gue menginjakan kaki ke pulau lombok, pulau dengan sejuta cerita didalamnya.
Entah kenapa suara bayi menangis, sahut-sahutan antar pedagang serta lantunan lagu dari para pengamen sudah menjadi suasanya yang melekat erat pada kereta ekonomi. Awal perjalanan gue dimulai dari stasiun pasar senen menuju malang menggunakan kereta matarmaja. Mulai dari sharing bareng sama bang dodi yang ngedoktrin gue untuk ngikutin jejaknya di akademi pelayaran, ngedengerin anak-anak IPB yang tertawa dengan kerasnya serasa ini gerbong kereta milik pribadi, sampe ngebohongin penumpang lain kalo air ditoilet abis cuman gara-gara gue tidur didepan pintu toilet tsb, emang agak bau sih, cuman inilah asiknya jalan-jalan dengan kereta ekonomi !
Sampai di Malang gue dijemput sama mas David, temen gue waktu gue backpackeran ke jogja satu tahun yang lalu, gue diajak keliling kota malang dan beristirahat dirumahnya, gak lama cuma beberapa jam. Sebenernya gue mau stay di Malang lebih lama lagi, cuman gue udah beli tiket lanjutan Malang - Banyuwangi jadi mau gak mau gue harus capcus dari kota yang asyik ini. Perjalanan lanjutan, kereta Tawang Alun tujuan akhir stasiun paling timur pulau Jawa, Banyuwangibaru. Disini gue satu gerbong sama anak-anak IPB juga kebetulan mereka ngegendong kulkas dua pintu dan kebetulan juga kita satu tujuan, Rinjani. Jadi disinilah gue dapet temen jalan selain temen dari sekolah gue Fauzan A, dan Hafizh yang udah nunggu duluan sambil memadu kasih layaknya orang homo di Stasiun banyuwangi baru. Kekonyolan temen jalan gue yang baru ini mulai keliatan dari awal perjalanan, dia ngerokok didalam gerbong yang ternyata sampe ditegur sama keamanan setempat, tapi ya namanya orang koplak kalo dikasih tau bakalan tetep ngebandel, sampe akhirnya kita diancem sama tuh srikiti (baca : security) untuk diturunin dari kereta kalo satu kali ngerokok !!! WAAAAAAAAW TERGUNCANGG !!, tapi lebih absurdnya lagi ternyata temen gue ini ngerokok lagi dan didepan mukanya si satpam tadi, akhirnya kita diturunin juga, distasiun terakhir dan kebetulan stasiun tujuan kita...wakakaka asli muka si satpam asem banget.
Sampe di stasiun Banyuwangibaru, disini kita udah ngumpul jadi satu tim. Ada gue, apis, rombongan dari Bogor, Bang Mamet, Bang, Randy, Bang Parto, Bang Narji, kita semua sama ; sama-sama ngegendong kulkas dua pintu, sama-sama kerinjani, sama-sama kayak gembel. Yang ngebedain cuman satu antara gue dan mereka, muka gue kagak blangsak.. hahahahaha.
setelah sukses kenalan satu sama lain, perjalanan dilanjutkan menuju pulau dewata menggunakan kapal ferry, perjalanan gak begitu lama, sekitar satu harian kalo berenang dan 30 menit kalo naik kapal. Disini gue mulai was-was karena sebelumnya gue mendenger cerita yang belum bisa dikonfirmasi kebenarannya bahwa antara pulau jawa dan bali ini terdapat satu palung laut yang sangat dalam, dimana katanya, sekali lagi ini katanya ya, palung laut ini sering kali menciptakan pusaran air, sehingga bisa menyebabkan kapal tersedot kedalamnya dan yang pasti hilang tanpa jejak.
widih, tapi gue gak tau ini beneran atau engga, dan gue gak bisa ngeliat terlalu jauh karena pelayaran gue kali kini pada saat malam hari.
Perasaan was-was mulai pudar, pulau yang dituju mulai memperlihatkan wujudnya, tak lama setelah itu kapalpun mulai bersandar, kitapun bersiap untuk ngegendong kulkas masing-masing, turun dari kapal dan inilah pulau dewata !. Bergegas kita menuju terminal Gilimanuk untuk nyari bis tujuan Pelabuhan Padang bai, kebetulan disini kita ketemu sama rombongan BPI yang mau jalan-jalan ke lombok juga, jadinya kita bisa sharing cost untuk bisnya, walau pada ujungnya si supir cuma nurunin ongkos goceng doang. bener bener ngeselin.
Lanjut lagi naik kapal laut, perjalanan kali ini sukses banget bikin gue dan anak-anak bosen, lima jam terombang-ambing di atas lautan mulai dari pelabuhan padang bai sampai ke pelabuhan lembar. Disini kita cuman ngopi-ngopi sedikit foto-foto karena gak ada special selain obrolan ringan sama temen-temen.
Belum lima menit sampai di pulau lombok, segerombolan orang dateng ke kita, mereka para calo-calo kurang ajar yang bener-bener ngeselin, ada yang nawarin jasa anter tapi kalau ditawar marah marah, adalagi yang maksa sampe ngikutin kita terus. wah pokoknya parah dah. Di pelabuhan ini kita coba rehat badan sejenak, udah dua hari diperjalanan yang sukses bikin pantat jadi tepos. Kita pilih warung makan disudut pelabuhan. Warung makan milik seorang ibu dari Banyuwangi, makanan disini khas banget masakan jawa, enak dan pastinya murah disini juga kita dikasih tau transport dan harga-harga kalo mau ketujuan kita. Makasih ya bu, suatu saat saya kesana lagi kok !
Belum selesai ngopi, ada dua orang menawari jasa untuk mengantarkan kita ke pelabuhan bangsal, setelah negosiasi akhirnya terjadi kesepakatan bahwa kita bisa kesana dengan ongkos 300.000 dibagi tujuh orang. Supir carry ini pun lumayan baik, ketimbang calo-calo yang ngeselin tadi, dia cerita tentang pulau lombok ini, mulai dari dulunya dia orang kaya sampe jadi supir begini, banyak hal yang bisa diambil dari cerita ini. Dan ini membuktikan bahwa roda kehidupan itu nyata, ada saatnya kita diatas dan ada saatnya kita berada dibawah. Jadi, persiapkan lah itu kawan.
Diperjalan kita disuguhi pemandangan yang oke, masih banyak monyet di pinggir jalan memandakan bahwa disini masih terjaga, ditambah udara disini sangat segar, wow benar-benar menggoda. Mobil yang kita tumpangi ini mulai memperlambat lajunya, pak supir memberi tahu bahwa kita sebentar lagi sampai ditujuan kita, pelabuhan bangsal disini kita bakalan ngelanjutin ke pulau gili trawangan menggunakan speedboat dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. FYI, dipulau gili trawangan ini kita seperti keluar negeri, disini didominasi sama bule bule dan otomatis orang lokal jadi minoritas. Perasaan bangga dan sedih bercampur kalo ingat hal ini, tapi sudahlah itu tidak penting, yang terpenting disini adalah selain pulau ini sangat keren dengan hamparan pasir putihnya, wisatawan itu loh yang bikin mata celingak-celinguk.*youknowwhatimean*
Awalnya kita berencana untuk bermalam dipinggir pantai sambil menikmati angin sepoi-sepoi tetapi harapan tinggal harapan, semua itu hancur ketika hujan menyerang dan hal ini membuat huru-hara terjadi sehingga manusia mulai panik dan berhamburan. Okeh ini lebay.
Terdengar adzan dari kejauhan, akhirnya bang Mamet diutus untuk mencari sumber suara. Tak disangka disini ada masjid cukup besar, idepun muncul untuk menginap dimasjid ini namun apa daya marbot yang melihat gembel kaya kita langsung mengusir, dengan alasan mengotori masjid, tapi akhirnya sang marbot mengikhlaskan kita untuk bermalam di masjid ini, mungkin karena iba.
Suara muadzin terdengar keras dari speaker masjid, ada yang berbeda dari lirik adzan yang menandakan bahwa waktu subuh telah tiba. Kamipun bergegas untuk shalat dan kemudian pergi ketepi pantai untuk menikmati hangatnya pelukan sang surya.
Puas menikmati sunrise, kitapun bersiap untuk melanjutkan perjalanan yang sesungguhnya, tak lupa operasi bersih masjid dan ucapan terima kasih kepada marbot masjid yang sudah menginzinkan kami untuk tinggal disini walaupun hanya semalam. Setelah kembali ke pelabuhan bangsal kita mencari angkutan untuk menuju plawangan sembalun, titik awal pendakian gunung rinjani. Kita naik engkel dan kemudian nebeng mobil pickup sampai pos taman nasional gunung rinjani untuk melakukan registrasi pendakian.
Pendakian dimulai dengan melewati ladang penduduk, kemudian disusul dengan padang sabana ala gunung rinjani, disini gunung rinjani mulai memperlihatkan pesonannya, bukit-bukit hijau membentang sejauh mata memandang.
Tak perlu waktu lama, kita tiba di pos I, disini tidak terdapat sumber mata air hanya pos kecil berukuran 2x2 meter yang digunakan untuk beristirahat dan meneduh kala hujan mengguyur. Jalan masih didominasi oleh bukit-bukit setelah beberapa jam dari POS I tibalah kami di POS II, disini terdapat sumber mata air tetapi, kami hanya berhenti sebentar disini karena hari mulai gelap dan target kami menuju titik camp pelawangan sembalun masih sangat jauh.
POS III..
Disini kami mulai membuka logistik, masak beberapa masakan untuk sekedar mengisi tenaga setelah 6 Jam berjalanan. Seperti biasa nasi kombo indomie pun jadi makanan seleb disini, digemari oleh semua kalangan ketika mendaki, alasannya simple ; enak dan cepat. Makan sambil bercengkrama sesama pendaki menjadi kenikmatan tersendiri disini, berbagi makanan dan minuman, tertawa bersama-sama sungguh bikin gue kangen naek lagi.
Malam hari dan dingin bukan menjadi masalah untuk kita, pejalanan terus dilanjutkan bolehlah sesekali istirahat mendingat trek semakin curam, kita melawati bukit penyesalan, disini kita disuguhi 7 bukit dengan tanjakan yang aduhai, gue pun punya ide untuk mengganti nama bukit ini menjadi bukit taubat, bener-bener nyiksa dengkul.
Suara gemuruh mulai terdengar dari kejauhan langkah pun dipercepat namun, beberapa saat kemudian angin datang dan dilanjutkan dengan awan yang mulai naik, ini menandakan sesuatu akan terjadi, benar saja setelah kita memutuskan untuk buka tenda badai pun datang tenda kami di oyak-oyak. Untuk pasak terpaku dengan sempurna tidur pun tak bisa diganggu.
Waktu menunjukan pukul 08.00, selesai packing dan mengisi perut kami pun melanjutkan pendakian menuju plawangan sembalun, trek masih aduhai tanjakan panjang tanpa bonus. Ada yang lucu di sini salah satu rekan perjalanan gue yang gak mungkin gue sebutin namanya sakit perut, dia bingung mau boker dimana karena tanah disini sangat miring ditambah gak ada rerumputan yang nutupin dia, tapi hal itu gak bikin semangat bokernya pupus, dia pun berhasil boker dengan cerianya dan sampai sekarang gue gak tau itu tokai dipendem dimana. Skip akhirnya kita sampai di Pelawangan Sembalun dengan aman dan tanpa kurang satu apapun, langsung kita buka tenda dan memasak ala kadarnya, tetapi ada yang menyita perhatian gue, pemandangan disini sangat luar biasa disebelah kiri ada danau segara anak dengan awan diatasnya dan disebelah kanan ada samudra yang membentang, bukan main coy !. Dimalam harinya pun gak kalah keren langit cerah dan bintang-bintang bertaburan bikin gue terhipnotis bukan kepalang. Tapi gue harus beristirahat karena besok, dini hari ada pertarungan yang lebih seru !
Alarm berbunyi menandakan kami harus bersegera menyiapkan summit attack kali ini, menurut beberapa informasi ini adalah trek yang benar-benar menguras tenaga dan emosi, didominasi pasir dan tanjakan tiada ampun selama kurang lebih 4-5 jam perjalanan . Tidak sedikit orang akhirnya balik arah dan menyerah karena trek ini, alhamdullilah gue bukan salah satunya, 5 jam di hempas jetstream, sampai mendatangkan bunga es karena tertalu dingin disini sama sekali tidak menyurutkan semangat gue, mungkin ini lah ujian yang sebenarnya, perjalanan yang tidak hanya menuntut fisik yang tangguh, tapi mental dan hati sangat berperan disini, saling menunggu satu sama lain, saling menyemangati dan tiada kata menyerah dari semua ini sampai akhirnya sang saka merah putih berkibar, disini ya disini, ditanah tertinggi di pulau ini dimana orang bersujud karena berhasil menaklukan diri sendiri setelah melewati pengorbanan yang sebenar-benarnya, RINJANI 3726 MDPL.
Setelah puas berfoto ria kami turun kembali menuju tempat camp, beristirahat sejenak dan mengiri perut yang kosong kemudian perjalanan dilanjutkan menuju danau segara anak, disini benar benar indah !
Tak terasa sudah 2 hari gue bermalam di segara anak, danau yang begitu indah...memancing, bakar ikan, makan bersama dan canda tawa kita gak bakalan gue lupain disini, sayang gue harus turun dan melanjutkan perjalananan.
Diperjalanan gue berpisah dengan bang randy dan bang narji yang harus duluan pulang ke bogor untuk ngelanjutin kuliahnya. Sedangkan gue dan sisanya merayakan keberhasilan kita dengan bertahun baruan di Kuta, Bali..Yihaaa !











1 comments:
Lanjutin lg bikin ceritanya om!
Post a Comment